Rabu, 21 September 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASANGAAN BARU MENIKAH


ASUHAN KEPERAWATAN
 PADA PASANGAAN BARU MENIKAH











DISUSUN OLEH:
DENI SETIYAWAN




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
KENDAL 2011




BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat : – Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga – Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. – Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya. Pasangan baru (Keluarga baru menikah):
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk :
1.                   Keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
2.                  Mempersiapkan keluarga yang baru.
3.                  Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4.                  Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi, memiliki peran masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya).
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat :
  1. Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga.
  2.  Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya.
  3. Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya    

                Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan manisnya hari-hari yang akan dilalui.

B.   Tujuan
1.                Tujuan Umum
      Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah
2.                Tujuan Khusus
             Untuk mengetahui pengertian kelurga pasangan baru menikah, tugas perkembangan
      keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah pada keluarga pasangan baru
      menikah.
 

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.

Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing. Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.

B.   Tahap – tahap psangan baru menikah
Ø 
                  Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga  via 
           perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Mempersiapkan 
           keluarga yang baru. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari Belajar hidup
           bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dari tiga
           keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri.  Masing-masing menghadapi 
           perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga
           dan kelompok social pasangan
Ø              
                   Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
           yang diharapkan

C.   Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah
Ø  Tidak menghadapi masalah utang
                      Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
Ø  Mengasingkan diri dari pertemanan
                 Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
Ø  Tidak cukup seks
                  Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak, sibuk, tentunya. Namun, itu bukan alasan yang cukup untuk memadu kasih di atas ranjang bersama pasangan Anda, kan? Cobalah untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga.
Ø  Tidak menjaga tubuh
                  Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga
pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama pasangan. Tak ingin, kan, si dia merasa Anda tampil tak segar atau terlihat lebih tambun dari sebelum menikah?
Ø  Mertua dan ipar
                    Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama p```````````````` akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.
Ø  Pertengkaran tak penting
                     Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
Ø  Terobsesi dengan bayi
                 Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.

D.   Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri danü  Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluargaükeluarga sendiri.  orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
1.                  Membina hubungan intim yang memuaskan.
  • Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
  • Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
  • Peran berubah.
  • Fungsi baru diterima.
  • Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
  • Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
3.      Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.

Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.

Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah: Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
2.    Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
3.    Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.
4.    Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah
 a. Kontrasepsi oral
1)    Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
2)    Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang
b.    Kontrasepsi Hormonal
1)    Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2)    Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
c.    Kontrasepsi Mekanik
1)    Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2)    IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
d.    Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.

E.   Pengkajian Keperawatan
Tahap yg perlu dilakukan :
  1.  Bhsp
  2. Perkenalkan
  3. Jelaskan tujuan kunjungan
  4. Berfokus terhadap siklus kehidupan keluarga
  5. Riwayat keluarga sejak lahir
  6. Kaji stress yang menimpa keluarga dan masalah yang actual potensial
  7. Perkembangan keluarga saat ini
  8. Tanyakan pengalaman-pengalaman dan tugas-tugas umum, bagaimana hasil tersebut
  9. dicapai, dirasakan.
  10. Tanyakan hubungan di masa lalu dan sekarang dengan orientasi keluarga mereka dan bentuk kehidupannya àMmemberi Perawat : pemahaman tentang mereka selama tahun-tahun pertumbuhan mereka.
  11. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya
  12. Gali riwayat keluarga : pertemuan pertama pasangan, hubungan sebelum menikah, halangan-halangan terhadap perkawinannya, respon terhadap perkawinannya,

F.    Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah
    Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
  1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
  2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
  3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
  4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
  5. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda kontrasepsi yang dipilih Rencana Intervensi

G.   Intervensi Keperawatan
1.                                                  Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
  1.        Kriteria hasil 
           Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
  •        Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih   dan pemecahan masalahnya
  •        Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda  kontrasepsi yang  dipilih.
  •       Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih. 
  •       Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metode kontrasepsi.
b.    Intervensi
1)    Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2)    Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
3)    Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat
·         Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
·         Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.
·         Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.
·         Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan keluarga.
·         Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
·         Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.
·         Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang beda dalam kehidupan keluarga.



DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah Tri Aan. 2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru Menikah dengan Masalah KB. Nursing is a perfect Proffesion. ( http://ners86.wordpress.com di akses pada 24 Oktober 2010)

1 komentar: