ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASANGAAN BARU MENIKAH
DISUSUN OLEH:
DENI SETIYAWAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
KENDAL 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Asuhan
keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat : – Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga
– Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. – Perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya Pengkajian
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya. Pasangan
baru (Keluarga baru menikah):
Saat
masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk :
1.
Keluarga via perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing.
2.
Mempersiapkan keluarga yang baru.
3.
Butuh penyesuaianan peran dan fungsi
sehari-hari
4.
Belajar hidup bersama, beradaptasi
dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam
satu rumah karena adanya ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang
saling berinteraksi, memiliki peran masing masing dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya).
Asuhan
keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat :
- Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga.
- Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya.
- Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan manisnya hari-hari yang akan dilalui.
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah
2.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian kelurga pasangan baru menikah, tugas
perkembangan
keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah pada keluarga pasangan baru
menikah.
keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah pada keluarga pasangan baru
menikah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Whall
(1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat,
ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri
dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya
dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh
hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka
menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.
Family
Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto,
2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan
diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Friedman
1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan
aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing. Sedangkan
Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
B. Tahap
– tahap psangan baru menikah
Ø
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Mempersiapkan
keluarga yang baru. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari Belajar hidup
bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dari tiga
keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga
dan kelompok social pasangan
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Mempersiapkan
keluarga yang baru. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari Belajar hidup
bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dari tiga
keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga
dan kelompok social pasangan
Ø
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan
C. Masalah
yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah
Ø Tidak
menghadapi masalah utang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
Ø Mengasingkan
diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri
dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya
sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu
dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting
bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
Ø Tidak
cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan bahwa
kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak, sibuk, tentunya. Namun, itu
bukan alasan yang cukup untuk memadu kasih di atas ranjang bersama pasangan
Anda, kan? Cobalah untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan
pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk
melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan
akan makin menyukainya juga.
Ø Tidak
menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan
terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini
selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau
karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga
pada pagi harinya jadi lebih
semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai.
Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama pasangan.
Tak ingin, kan, si dia merasa Anda tampil tak segar atau terlihat lebih tambun
dari sebelum menikah?
Ø Mertua dan
ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki
masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi,
seperti Anda akan datang berkunjung bersama p```````````````` akhirnya, ini
akan kembali menghantui Anda.
Ø Pertengkaran
tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal
bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing
amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang
bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak.
Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan
masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan
hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
Ø Terobsesi
dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah
menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya
segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan
mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan,
berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan
keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks, kemungkinan
untuk hadirnya momongan justru lebih besar.
D. Tugas
Perkembangan
Anggota
dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri danü Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluargaükeluarga sendiri. orangtuanya,
mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang
perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
1.
Membina hubungan intim yang
memuaskan.
- Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
- Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
- Peran berubah.
- Fungsi baru diterima.
- Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
- Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
Menghubungkan jaringan persaudaraan
secara harmonis.
Pasangan
menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan
dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah
untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah
kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam
Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu
pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai
dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh
pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada
membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan
penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan
wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan
pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya
terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk
memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi.
Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi
wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi
klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan
pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah: Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah: Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian
ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki
anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh
klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan
penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi
masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang
digunakannya.
2. Pengetahuan
tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam
melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan tingkat pengetahuan
klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang
bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida
dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil
KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada
kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat
kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan.
3. Kenyamanan
klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam
mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek
samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien
tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik
hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari.
Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien
dalam menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor
pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika
klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang
pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat
membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang
merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan
kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.
Adapun
kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat
kesehatan adalah
a. Kontrasepsi oral
a. Kontrasepsi oral
1) Pil
keluarga berencana terpadu
Riwayat
TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil, pendarahan
abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok,
usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak
dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
2) Mini
Pil
Mini
pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala
jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang
b. Kontrasepsi
Hormonal
1) Hormone
Implant
Kanker/benjolan
keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2) Hormone
Injeksi
Suntikan
terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
c. Kontrasepsi
Mekanik
1) Diafragma
dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan
riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2) IUD
Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat
hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah
persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum
pernah hamil, mola.
d. Kontrasepsi
Mantap
Kontrasepsi
ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan bagi
pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai
anak Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan
penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya
dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
E. Pengkajian
Keperawatan
Tahap yg perlu dilakukan :
- Bhsp
- Perkenalkan
- Jelaskan tujuan kunjungan
- Berfokus terhadap siklus kehidupan keluarga
- Riwayat keluarga sejak lahir
- Kaji stress yang menimpa keluarga dan masalah yang actual potensial
- Perkembangan keluarga saat ini
- Tanyakan pengalaman-pengalaman dan tugas-tugas umum, bagaimana hasil tersebut
- dicapai, dirasakan.
- Tanyakan hubungan di masa lalu dan sekarang dengan orientasi keluarga mereka dan bentuk kehidupannya àMmemberi Perawat : pemahaman tentang mereka selama tahun-tahun pertumbuhan mereka.
- Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya
- Gali riwayat keluarga : pertemuan pertama pasangan, hubungan sebelum menikah, halangan-halangan terhadap perkawinannya, respon terhadap perkawinannya,
F. Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah
Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang Pengetahuan
Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. Sedangkan diagnosa
keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
- Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
- Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
- Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
- Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
- Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda kontrasepsi yang dipilih Rencana Intervensi
G. Intervensi
Keperawatan
1.
Resiko Perubahan Pemeliharaan
Kesehatan berhubungan dengan Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan
Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
- Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
- Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya
- Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi yang dipilih.
- Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
- Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metode kontrasepsi.
b. Intervensi
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap
emosi yang sehat terhadap masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan
tentang konsukensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
Intervensi secara umum yang bias
dilakukan perawat
· Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya
bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
· Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga
memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.
· Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka
keluarga disfungsional.
· Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses
perkembangan keluarga.
· Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan
antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara
individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
· Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan
prevensi primer.
· Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi
normatif yang beda dalam kehidupan keluarga.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustiansyah Tri Aan. 2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru
Menikah dengan Masalah KB. Nursing is a perfect Proffesion. (
http://ners86.wordpress.com di akses pada 24 Oktober 2010)
don't forget to be excited about everything
BalasHapuscara mengobati batuk rejan pada bayi dan anak